
another testi from C9 member....
Thank you Sis Yennie Gunady...
Met Cuan ya...
Note:
BTPN di alert saat rebound dari 6100, yg pegang dari 6300 kami UCAPKan CONGRATS!!!!!
Hope By Rule, Trade By Instinct ™ ...
Sebagai Sahabat Club-9 Anda akan mendapatkan layanan berupa:
1. Stock Pick (SP) tiap dini hari,
2. LIVE ALERT via email tentang saham2 yang sedang jalan di market,
3. mendapatkan bantuan cara trading yang lebih sehat.
MEMBELI BUKU TULIS SATU PAK SEKALIGUS:
BYETS DIAH OKTAVIAN , 9 th, siswi kelas 3, SD Negeri Ponjong II. Putri satu-satunya dari Ibu Sulastri ini memiliki hobby menari. Dia menguasai beberapa tarian klasik gaya Yogya dan Solo dan kadang diundang untuk tampil di acara2 pesta di mana dia menerima sedikit uang saku.
Diah tak pernah dapat mengingat wajah ayahnya karena sang ayah menghilang saat Diah baru berusia beberapa minggu. Sang ayah, yang berasal dari lain pulau, pamit untuk mencari penghidupan di kota, dan sejak saat itu tak pernah terdengar kabar beritanya lagi. Sang Ibu menceritakan bahwa jerit hati Diah sering terlontar saat ingin membeli buku-buku untuk sekolah. ”Kalau saja ayah ada bersama kita, Diah pasti bisa membeli buku tulis 1 pak sekaligus.” Keinginan yang sangat sederhana. Sang Ibu yang bekerja sebagai buruh di sawah dan kadang kala menjadi baby sitter bagi anak tetangganya mengungkapkan keprihatinannya akan masa depan Diah, ”Saya tidak tahu apakah saya bisa menyekolahkan dia sampai sekolah menengah atas nantinya.”
Saat ini Diah boleh bersyukur karena keinginannya untuk bisa membeli buku tulis 1 pak sekaligus akan dapat terlaksana. Seorang Sahabat Club-9 telah bersedia untuk menjadi orang tua asuhnya dan telah mengirimkan uang buku untuk setahun sekaligus.
Monica dan Dwi Astuti.
Dua kali jatuh di lubang yang sama. Barangkali ungkapan itu cocok untuk menggambarkan nasib Ibu Suhiyati (35 th), Ibu dari Monica, 17 th, dan Dwi Astuti, 13 th. Ketika berusia sepuluh tahun, Ibu Suhiyati menderita penyakit infeksi pada kelopak mata bagian bawah. Kondisi keluarga dan kurangnya pendidikan orang tua saat itu menyebabkan Sugiyati kecil tidak mendapat perawatan yang semestinya sehingga menyebabkan cacat pada wajah. Hal ini membuat Sugiyati kehilangan kepercayaan diri dan memutuskan untuk keluar dari sekolah saat dia baru kelas 4 SD.
Bertahun-tahun Sugiyati hanya tinggal di rumah selagi kedua orang-tuanya buruh di sawah atau bekerja sebagai PRT di salah satu keluarga terpandang di desa itu. Suatu ketika didapati bahwa Sugiyati hamil. Sayang sekali, pemuda tetangga yang menghamilinya tidak mau bertanggung-jwab dan membiarkan Sugiyati menanggung aib sekaligus menghidupi Monica, anaknya seorang diri. Tiga tahun setelah itu datang seorang pemuda lain yang bermaksud menikahi Sugiyati. Apa hendak dikata, Sugiyati mengalami nasib yang sama: si pemuda menghilang saat mengetahui Sugiyati hamil. Lahirlah anak kedua: Dwi Astuti.
Beruntung Monica dan Dwi AStuti tumbuh dalam suasana kampung di mana masyarakatnya memiliki empati yang tinggi. Anak-anak ini tumbuh tanpa menyalahkan ibu mereka dan bahkan sebaliknya memiliki kecintaan yang luar biasa terhadap sang ibu. ”Setelah lulus SMA saya mau bekerja untuk membahagiakan ibu saya,” kata Monica. Di saat anak-anak yang lain sibuk les ini dan itu untuk mempersiapkan ujian akhir dan test masuk perguruan tinggi, maka Monica menghabiskan sore harinya untuk membantu bibinya membuat siomay untuk dijual keliling. Setiap hari bibinya memberi upah 3.000 rupiah yang kesemuanya dia tabung untuk tambahan biaya sekolah.
Nopan Wahyu Nugroho, 9 th, barangkali merupakan protret anak yang sangat umum terdapat di berbagai desa di Gunungkidul. Nopan tinggal bersama Ibunya, Dwi Yuniwati 32 th, dan adiknya yang baru berusia beberapa bulan. Ayah Nopan merantau ke kota untuk bekerja sebagai buruh serabutan dan pulang setiap 3 atau 4 bulan sekali. Saat crew C-9 datang berkunjung, Nopan sedang menjagai adiknya yang sedang tidur di lantai sedang Ibunya sedang mencuci di sumur tetangga.
Kisah di atas hanyalah cerita seputar 5 anak dari 80 lebih anak asuh di dua pedukuhan di pedalaman Gunungkidul yang hari Minggu nanti akan disantuni para Sahabat Club-9. Dari lokasi yang sama, masih ada puluhan orang tua jompo yang menunggu uluran tangan kita. Dan di sekitar lokasi masih ada ratusan anak-anak lain yang menunggu giliran untuk merasakan ”dapat membeli buku tulis satu pak sekaligus.”
CATATAN: Bagi para Obers yang tergerak untuk berpartisipasi dalam program sosial ini, silakan mengirimkan ke rekening dana sosial Club-9:
ADITYA BUDHI WIRYAWAN MAHAR
Bank MANDIRI Cab. RS DR SARDJITO, YOGYAKARTA
Ac. No: 137-00-0591282-5